Translate

20140328

Yesus dan Pilatus


Dari kisah Lukas 23: 1-7, 13-25 kita dapati ada tiga pihak yang terlibat, yaitu: Pertama, pihak orang banyak - yg terdiri dari para imam, pemimpin dan rakyat (ay. 13). Mereka membawa Yesus kepada Pilatus untuk diadili sesuai hukum Romawi dengan tuduhan menyesatkan bangsa, melarang membayar pajak pada kaisar, mengaku sebagai raja, dan menghasut rakyat dengan ajaranNya (ay. 2, 5). Karena itu mereka ingin Yesus dienyahkan dan disalibkan (ay. 18, 21). Dan dengan mengerahkan massa akhirnya mereka menang, tuntutan mereka dikabulkan (ay. 23).Mengapa orang banyak berlaku demikian? Karena mereka merasa dan menganggap diri mereka, pendapat mereka dan kelompok merekalah yang benar, karena itu merasa boleh menghakimi bahkan mengenyahkan orang lain atau pihak lain yang dianggap salah krn tidak sama dengan mereka.
Kedua, Pihak Yesus, sebagai orang yang dihakimi dengan berbagai macam tuduhan palsu yang bertujuan untuk mengenyahkan dan membunuhNya karena iri dan dengki pihak lain yang berseberangan dengan-Nya. Bagaimana sikap Yesus menghadapi tuduhan palsu tersebut? Ia tetap tenang, tidak menjawab dan tidak membela diri, tetapi Ia menegaskan dengan jelas tentang siapa diri-Nya, bahwa Ia telah berkata benar dan berlaku benar dalam hidup-Nya, dan bahwa Ia adalah Mesias dan Raja (ay. 3).
Sungguh menarik sikap yang ditunjukan Yesus, Dia berani berbeda soal kebenaran sekalipun berhadapan dengan orang banyak. Bagi Yesus kebenaran tidak boleh dikurangi kadarnya atau ditawar dengan kompromi untuk kepentingan pribadi. Kebenaran harus selalu ditegakkan walau di dunia ini kebenaran tidak selalu menang, bahkan sering dibungkam dan dienyahkan. Hanya orang yang tahu kebenaran (Firman Tuhan) dan hidup di dalamnya, ia akan bersikap sebagaimana yang diteladankan oleh Yesus.

Ketiga adalah Pihak Pilatus, sebagai pejabat berwenang untuk memutuskan suatu perkara. Setelah mengintrogasi Yesus, ia mendapati bahwa Yesus tidak bersalah karena itu ia berusaha sampai tiga kali untuk membebaskan Yesus. Pilatus berusaha untuk membela yang benar. Tapi ternyata untuk membela yang benar harganya terlalu mahal dan resikonya terlalu tinggi, yaitu jabatannya, nasib hidup dan keluarganya dipertaruhkan. Dia bisa kehilangan semuanya bila membela Yesus dengan membebaskan-Nya. Berhadapan dengan mayoritas, akhirnya Pilatus menyerah dan memutuskan bahwa orang banyaklah yang menang.
Dalam hidup ini, kita bisa bersikap seperti orang banyak, bila kita tahu Firman Tuhan tanpa melakukannya, kita akan mudah menghakimi orang bahkan menyingkirkannya, bila ia tidak sama dan sependapat dengan kita. Namun bila kita tahu Firman Tuhan dan menghidupinya, kita bisa bersikap seperti Yesus, hidup di dalam kebenaran betapa pun besar tantangannya. Atau kita bisa bersikap seperti Pilatus, yang benar perlu dibela, tapi apabila harganya terlalu mahal dan resikonya terlalu tinggi, maka kompromi adalah jalan terbaik.
Pada minggu prapaskah ini, marilah kita bercermin, dimanakah kita berada kini?
(hr.warjem gkb 2014.03.30)

Tidak ada komentar: