Translate

20140913

Keluarga yang Mengampuni

(Renungan Warta Jemaat)

Kejadian 45:1-15


 Saudara yang dikasihi Tuhan,
Nas Alkitab hari ini menceritakan tentang kisah Yusuf yang memperkenalkan dirinya kpd saudara2nya, bahwa ia adalah Yusuf saudara mereka yg telah mereka jual, tetapi di balik peristiwa itu Allah memakai Yusuf untuk memelihara hidup sudara2nya di saat krisis pangan yg hebat.
Ada tiga pernyataan Yusuf yang menarik untuk kita perhatikan dalam kisah ini, yaitu:
Pertama, "Akulah Yusuf, saudaramu  ..." (ay. 1 - 4)
Pada bagian ini diceritatan Yusuf tidak dapat menahan hatinya untuk memperkenalkan diri kepada saudara-saudaranya bahwa ia adalah saudara mereka. Rasa rindunya setelah berpisah sekian lama dengan saudara-saudaranya tidak dapat dibendung lagi; ia memperkenalkan diri untuk dapat lebih dekat dengan mereka, memeluk dan mencium mereka, menangis bersama mereka, menghibur mereka dan bersukacita bersama mereka. Itulah artinya saudara bagi Yusuf, susah dan senang, baik atau buruk, saudara tetaplah saudara.
Kedua, "Akulah Yusuf, ..., yg telah engkau jual ke Mesir."  (ay. 4, 5)
Berbeda dengan sikap Yusuf terhadap saudara-saudaranya, mereka telah memperlakukan Yusuf, saudra mereka, dengan cara yang tidak baik; mereka telah menjual Yusuf, saudara mereka, ke Mesir. Itu artinya mereka memperlakukan Yusuf sebagai budak, bukan sebagai saudara. Dan sejak itu, bertahun-tahun lamanya, hidup Yusuf penuh penderitaan sebagai budak dan seorang diri di  negeri orang. Sebagai saudara, mereka telah memperlakukan Yusuf dengan sangat tidak baik, bahkan menganggapnya sudah mati. Itulah sebabnya mereka terkejut dan takut ketika Yusuf memperkenalkan dirinya kepada mereka.
Ketiga, Akulah Yusuf, yg disuruh dan ditetapkan Allah untuk memlihara hidupmu (ay. 5 - 15)
Dengan mengingat perlakuan saudara-saudaranya terhadap Yusuf, wajar bila Yusuf memiliki sakit hati dan dendam terhadap saudara-saudaranya, namun ternyata Yusuf tidak demikian. Malahan dengan hati dan tangan terbuka, ia menerima, menyambut dan memeluk serta menjamu mereka bahkan menjamin untuk memelihara hidup mereka di Mesir.
Apa yang membuat Yusuf berlaku demikian? Karena Yusuf melihat semua peristiwa yang pernah ia alami dengan kaca mata iman, bahwa Allah merancang semua peristiwa itu untuk kebaikan. Demikian kata Yusuf,  "Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu." (ay. 5)
Bercermin dari kisah ini, marilah kita introspeksi diri, seperti apa atau seperti siapakah kita memperlakukan saudara-saudara kita dalam kehidupan keluarga kita? Apakah seperti Yusuf atau seperti saudara-saudaranya? Hal itu tergantung sejauh mana kita mengimani bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang percaya kepada-Nya.
Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati! Amin.
(HR 2014.09.14)

Tidak ada komentar: