(khotbah Minggu)
Kejadian 45:1-15
* kehidupan keluarga adalah ibarat telur-telur dalam sebuah keranjang .....
Artinya bahwa yg namanya gesekan, benturan bahkan keretakan adalah keniscayaan yg tdk dpt dihindari. Dan semua itu dpt menimbulkan sakit hati dan dendam yg mungkin sulit untuk bisa saling memaafkan.
Tentu hubungan keluarga yg spt itu tidak nyaman untuk dijalani.
Hal inilah yg terjadi dlm kehidupan keluarga Yakub, khususnya hubungan anak2nya, antara Yusuf dan saudara2nya.
* Salah satu penyebab ketidakharmonisan hubungan Yusuf dan saudaranya adalah Yakub memperlakukan Yusuf sangat istimewa dibanding kakak2nya shg mereka iri hati thd Yusuf. Dan krn iri hati itulah mereka ingin membunuh Yusuf. Namun untunglah rencana itu berubah shg mereka akhirnya menjual Yusuf sbg budak ke mesir.
Tapi dlm kisah yg kita baca hari ini hubungan itu dipulihkan lagi, mereka kembali hidup bersama sebagai keluarga.
Melalui kisah Yusuf memperkenalkan dirinya kpd saudara2nya ini, ada tiga hal menarik yang dapat kita perhatikan dari pernyataan Yusuf, yaitu:
1. Akulah Yusuf, saudaramu ... (ay. 1 - 4)
1 Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
2 Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun.
3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
* "ketika itu ... maksudnya ketika Yusuf membawa saudara2nya ke rumah/istananya karena Benyamin harus di tahan akibat dlm karung gandumnya terdapat piala Yusuf (sesuatu yg telah direncanakan unttuk menguji saudara2nya). Dan Yehuda berusaha membela dan menggantikan hukuman Benyamin. Sehingga ....
Pada saat itu diceritatan, Yusuf tidak dapat menahan hatinya untuk memperkenalkan diri kepada saudara-saudaranya bahwa ia adalah saudara mereka.
Mengapa Yusuf memperkenalkan diri sbg saudara mereka? Bukankah itu adalah kesempatan bagi Yusuf untuk membalas dendam atas segala kejahatan yang pernah mereka lakukan terhadap dirinya (dan adalah lebih aman balas dendam, sementara mereka tdk tahu siapa dirinya) ?
Alasannya adalah karena:
- untuk memberi rasa aman dan ketenangan kpd saudara2nya yg saat itu sangat tegang dan ketakutan krn dituduh mencuri dan takut kehilangan Benyamin adiknya.
- krn Rasa rindunya setelah berpisah sekian lama dengan saudara-saudaranya tidak dapat dibendung lagi;
- krn ingin lebih dekat dengan mereka, memeluk dan mencium mereka, menangis bersama mereka, menghibur mereka dan bersukacita bersama mereka.
Itulah artinya saudara bagi Yusuf, susah dan senang, dipikul dan dinikmati bersama. Baik atau buruk, saudara tetaplah saudara.
Melalui kisah ini kita diingatkan pada:
1 Yohanes 4:20-21
20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Bahkan Tuhan Yesus menekankan bahwa arti saudara bukan saja krn hub darah, tetapi jg sesama orang percaya dan sesama manusia:
Lukas 8:21 Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."
Lukas 10:29, 36-37 -> dlm kisah orang samaria, agar kita menjadi sesama bagi orang yg membutuhkan.
29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
* Sikap kita, baik atau buruk terhadap saudara2 kita ibarat perlakuan kita terhadap tubuh kita sendiri. Bila kita memperlakukan tubuh ini dgn baik maka kita pun akan merasa nyaman, tapi bila kita memperlakukan tubuh ini dgn buruk, maka kita juga akan merasakan sakitnya.
Saudara,
Setiap kita pasti memilki yang namanya "saudara", bisa saudara sekandung, saudara seibu/seayah, saudara sepupu, keponakan, saudara seiman, bahkan saudara sekampung, sebangsa, dan sesama manusia.
Di tengah2 hidup persaudaraan yg ada itu, kita dipanggil untuk hidup saling mengasihi satu thd yg lain. Sekalipun memang dalam hidup bersama orang lain itu bisa saja terjadi gesekan dan salah paham, di situlah kita belajar untuk saling menerima dan memaafkan. Dan belajar mengasihi saudara dan sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Belajar dari Yusuf, kita harus melihat saudara sebagai "saudara", bukan sebagai saingan, ancaman atau musuh.
Bila Yusuf memandang saudara2nya sbg saudara, bgmn pandangan saudara2nya thd dirinya?
Kita perhatikan pernyataan Yusuf selanjutnya ...
2. Akulah Yusuf, saudaramu, yg telah engkau jual ke Mesir. (ay. 4, 5)
4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
5 Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
Ternyata saudara2nya memandang Yusuf bukan sbg saudara semata, tetapi juga sbg saingan bahkan ancaman bagi mereka, karena Yusuf lebih disayang dan diperlakukan sangat istimewa oleh ayah mereka, shg mereka iri hati thd Yusuf.
Kejadian 37:3-4
3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
4 Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Itulah sebabnya mereka telah memperlakukan Yusuf, dengan cara yang tidak baik; mereka telah menjual Yusuf, saudara mereka, ke Mesir. Itu artinya mereka menjadikan Yusuf sebagai budak belian, agar tdk lagi menjadi saingan atau ancaman bg mereka di kemudian hari.
Dan sejak itu, bertahun-tahun lamanya, hidup Yusuf penuh penderitaan sebagai budak dan seorang diri di negeri asing. Sebagai saudara, mereka telah memperlakukan Yusuf dengan jahat, dan menganggapnya sudah tidak ada, bahkan mungkin sudah mati. Itulah sebabnya mereka terkejut dan takut ketika Yusuf memperkenalkan dirinya.
3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
Mereka takut, bukan karena Yusuf mengancam, tapi karena dosa dan kejahatan mereka di masa lalu yg menghantui mereka.
* Orang yg berbuat jahat thd orang lain, hidup nya spt org yg selalu melihat ke dalam cermin, shg tdk akan merasa damai sejahtera, dia menilai sesamanya dari kacamatanya sendiri; krn dia jahat dia takut orng lain berbuat jahat pdnya, krn dia licik, dia takut orang lain melicikinya. Spt itulah saudara2 yusuf.
Saudara,
Banyak kehidupan keluarga yg hubungan persaudaraannya sangat buruk, penuh konflik, persaingan, bahkan dlm beberapa kasus bisa saling membunuh.
Misalnya karena berebut warisan, iri krn keberhasilan saudaranya, dlsb.
Memang perlu diakui peran orangtua cukup besar terhadap baik atau buruknya hubungan persaudaraan anak2nya. Seperti kasus Hubungan Yusuf dan saudara2nya, tdk terlepas dari sikap dan perlakuan Yakub, sbg ayah, yg kurang bijak thd anak2nya.
Tetapi yg terpenting sebenarnya dalam hubungan persaudaraan adalah bagaimana sikap dan cara pandang kita sendiri terhadap kehidupan, shg cara pandang itu mempengaruhi kita dalam menilai suatu masalah atau kejadian dlm hidup yg kita jalani dan dalam hubungan dgn sesama saudara, bahkan semua orang.
Hal ini terlihat melalui cara pandang Yusuf terhadap kehidupan nya, shg kita mengerti mengapa saudara2 Yusuf yg diperlakukan "tidak adil" oleh ayahnya, mereka menjadi orang yg membenci dan menyingkirkan Yusuf?
Sedangkan Yusuf yg dipelakukan jahat oleh saudara2nya, tapi ia tetap menjadi org yg bersikap baik terhadap mereka?
Semua ini Karena Yusuf melihat kehidupannya dari persfektif Allah, dari sudut pandang Allah. Yaitu bahwa ia dijual ke Mesir, karena Allah punya rencana.
Demikian pernyataan ketiga yang diungkapkan Yusuf dalam perikop kita.
3. "Akulah Yusuf", yg disuruh dan ditetaapkan Allah untuk memlihara hidupmu (ay. 5 - 15)
Pernyataan ini diulang-ulang sampai 4 kali, yaitu pada ay. 5, 7, 8, dan 9, coba kita perhatikan:
5 Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
6 Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
7 Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
8 Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
9 Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu.
10 Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu.
11 Di sanalah aku memelihara engkau — sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi — supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau.
12 Dan kamu telah melihat dengan mata sendiri, dan saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepadamu.
13 Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari."
14 Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf.
15 Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.
Dengan mengingat perlakuan saudara-saudaranya terhadap Yusuf, wajar bila Yusuf memiliki sakit hati dan dendam terhadap saudara-saudaranya, namun ternyata Yusuf tidak demikian. Malahan dengan hati dan tangan terbuka, ia menerima, menyambut dan memeluk serta menjamu mereka bahkan menjamin untuk memelihara hidup mereka di Mesir.
Apa yang membuat Yusuf berlaku demikian? Karena Yusuf melihat semua peristiwa yang pernah ia alami dengan kaca mata iman, bahwa Allah merancang semua peristiwa itu untuk kebaikan. Demikian Yusuf berkata, "Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu." (ay. 5)
Dengan cara pandang seperti ini, sebenarnya bila kita perhatikan sungguh-sungguh, Yusuf tdk pernah mengampuni saudara2nya, perhatikan dlm perikop kita, tdk ada kata mengampuni sama sekali. Karena bg Yusuf, mereka, kakak-kakaknya itu tdk bersalah kpdnya ketika mereka menjual Yusuf ke Mesir, itu adalah cara Allah menyuruh dia untuk suatu maksud.
Kejadian 50:15-20
15 Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya."
16 Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan:
17 Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya.
18 Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: "Kami datang untuk menjadi budakmu."
19 Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?
20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
* Spt penjunan yg membentuk tanah liat menjadi spt yg diinginkannya dgn menggunnakan alat2 yg ada.
Atau sperti pelukis yg menggunakan sgl macam warna dan kuas shg menjadi lukisan yg indah., demikian Tuhan memakai sgl peristiwa dan kejadian untuk membentuk kita anak2Nya menjadi spt yg Tuhan inginkan u kebaikan kita.
Saudara,
Dalam hubungan dgn sesama, di keluarga atau dlm hub di gereja, pelayanan dan pekerjaan ada saja kita jumpai orang2 yg berlaku tidak adil thd kita, bahkan berlaku jahat dan menyakitkan kita, Memang secara manusia, sulit rasanya utk dapat memaafkan dan mengampuni mereka.
Bagaimana tidak, mereka telah merugikan kita, menyengsarakan kita, menghancurkan hidup kita dan masa depan kita. Ingin rasanya kita membalas semua kejahatan mereka.
Namun melalui firman hari ini, marilah kita memohon kpd Tuhan supaya kita dimampukan untuk melihat semua persoalan dalam hidup ini dari cara pandang Tuhan shg kita melihat bahwa dibalik semua peristiwa dan persoalan yg kita alami ada rencana Tuhan yg indah untuk kebaikan kita bahkan menjadikan kita berkat bg keluarga dan sesama.
Dgn persfektif Allah ini, kita akan dimampukan untuk mengampuni dan tidak menyalahkan orang lain atas apa yg kita alami.
Namun bila kita berada pada pihak yg telah berlaku tidak adil, curang dan jahat thd saudara kita atau sesama kita, firman Tuhan mengingatkan kita untuk bertobat dan mohon pengampunan Tuhan, krn bila tdk maka dosa itu akan terus menghantui dan menghakimi kita.
Saudara, ingatlah....
Roma 8:28-30
28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati! Amin.
Tentu hubungan keluarga yg spt itu tidak nyaman untuk dijalani.
Hal inilah yg terjadi dlm kehidupan keluarga Yakub, khususnya hubungan anak2nya, antara Yusuf dan saudara2nya.
* Salah satu penyebab ketidakharmonisan hubungan Yusuf dan saudaranya adalah Yakub memperlakukan Yusuf sangat istimewa dibanding kakak2nya shg mereka iri hati thd Yusuf. Dan krn iri hati itulah mereka ingin membunuh Yusuf. Namun untunglah rencana itu berubah shg mereka akhirnya menjual Yusuf sbg budak ke mesir.
Tapi dlm kisah yg kita baca hari ini hubungan itu dipulihkan lagi, mereka kembali hidup bersama sebagai keluarga.
Melalui kisah Yusuf memperkenalkan dirinya kpd saudara2nya ini, ada tiga hal menarik yang dapat kita perhatikan dari pernyataan Yusuf, yaitu:
1. Akulah Yusuf, saudaramu ... (ay. 1 - 4)
1 Ketika itu Yusuf tidak dapat menahan hatinya lagi di depan semua orang yang berdiri di dekatnya, lalu berserulah ia: "Suruhlah keluar semua orang dari sini." Maka tidak ada seorang pun yang tinggal di situ bersama-sama Yusuf, ketika ia memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya.
2 Setelah itu menangislah ia keras-keras, sehingga kedengaran kepada orang Mesir dan kepada seisi istana Firaun.
3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
* "ketika itu ... maksudnya ketika Yusuf membawa saudara2nya ke rumah/istananya karena Benyamin harus di tahan akibat dlm karung gandumnya terdapat piala Yusuf (sesuatu yg telah direncanakan unttuk menguji saudara2nya). Dan Yehuda berusaha membela dan menggantikan hukuman Benyamin. Sehingga ....
Pada saat itu diceritatan, Yusuf tidak dapat menahan hatinya untuk memperkenalkan diri kepada saudara-saudaranya bahwa ia adalah saudara mereka.
Mengapa Yusuf memperkenalkan diri sbg saudara mereka? Bukankah itu adalah kesempatan bagi Yusuf untuk membalas dendam atas segala kejahatan yang pernah mereka lakukan terhadap dirinya (dan adalah lebih aman balas dendam, sementara mereka tdk tahu siapa dirinya) ?
Alasannya adalah karena:
- untuk memberi rasa aman dan ketenangan kpd saudara2nya yg saat itu sangat tegang dan ketakutan krn dituduh mencuri dan takut kehilangan Benyamin adiknya.
- krn Rasa rindunya setelah berpisah sekian lama dengan saudara-saudaranya tidak dapat dibendung lagi;
- krn ingin lebih dekat dengan mereka, memeluk dan mencium mereka, menangis bersama mereka, menghibur mereka dan bersukacita bersama mereka.
Itulah artinya saudara bagi Yusuf, susah dan senang, dipikul dan dinikmati bersama. Baik atau buruk, saudara tetaplah saudara.
Melalui kisah ini kita diingatkan pada:
1 Yohanes 4:20-21
20 Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.
21 Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.
Bahkan Tuhan Yesus menekankan bahwa arti saudara bukan saja krn hub darah, tetapi jg sesama orang percaya dan sesama manusia:
Lukas 8:21 Tetapi Ia menjawab mereka: "Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya."
Lukas 10:29, 36-37 -> dlm kisah orang samaria, agar kita menjadi sesama bagi orang yg membutuhkan.
29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
* Sikap kita, baik atau buruk terhadap saudara2 kita ibarat perlakuan kita terhadap tubuh kita sendiri. Bila kita memperlakukan tubuh ini dgn baik maka kita pun akan merasa nyaman, tapi bila kita memperlakukan tubuh ini dgn buruk, maka kita juga akan merasakan sakitnya.
Saudara,
Setiap kita pasti memilki yang namanya "saudara", bisa saudara sekandung, saudara seibu/seayah, saudara sepupu, keponakan, saudara seiman, bahkan saudara sekampung, sebangsa, dan sesama manusia.
Di tengah2 hidup persaudaraan yg ada itu, kita dipanggil untuk hidup saling mengasihi satu thd yg lain. Sekalipun memang dalam hidup bersama orang lain itu bisa saja terjadi gesekan dan salah paham, di situlah kita belajar untuk saling menerima dan memaafkan. Dan belajar mengasihi saudara dan sesama seperti mengasihi diri sendiri.
Belajar dari Yusuf, kita harus melihat saudara sebagai "saudara", bukan sebagai saingan, ancaman atau musuh.
Bila Yusuf memandang saudara2nya sbg saudara, bgmn pandangan saudara2nya thd dirinya?
Kita perhatikan pernyataan Yusuf selanjutnya ...
2. Akulah Yusuf, saudaramu, yg telah engkau jual ke Mesir. (ay. 4, 5)
4 Lalu kata Yusuf kepada saudara-saudaranya itu: "Marilah dekat-dekat." Maka mendekatlah mereka. Katanya lagi: "Akulah Yusuf, saudaramu, yang kamu jual ke Mesir.
5 Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
Ternyata saudara2nya memandang Yusuf bukan sbg saudara semata, tetapi juga sbg saingan bahkan ancaman bagi mereka, karena Yusuf lebih disayang dan diperlakukan sangat istimewa oleh ayah mereka, shg mereka iri hati thd Yusuf.
Kejadian 37:3-4
3 Israel lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi dia.
4 Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mengasihi Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau menyapanya dengan ramah.
Itulah sebabnya mereka telah memperlakukan Yusuf, dengan cara yang tidak baik; mereka telah menjual Yusuf, saudara mereka, ke Mesir. Itu artinya mereka menjadikan Yusuf sebagai budak belian, agar tdk lagi menjadi saingan atau ancaman bg mereka di kemudian hari.
Dan sejak itu, bertahun-tahun lamanya, hidup Yusuf penuh penderitaan sebagai budak dan seorang diri di negeri asing. Sebagai saudara, mereka telah memperlakukan Yusuf dengan jahat, dan menganggapnya sudah tidak ada, bahkan mungkin sudah mati. Itulah sebabnya mereka terkejut dan takut ketika Yusuf memperkenalkan dirinya.
3 Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.
Mereka takut, bukan karena Yusuf mengancam, tapi karena dosa dan kejahatan mereka di masa lalu yg menghantui mereka.
* Orang yg berbuat jahat thd orang lain, hidup nya spt org yg selalu melihat ke dalam cermin, shg tdk akan merasa damai sejahtera, dia menilai sesamanya dari kacamatanya sendiri; krn dia jahat dia takut orng lain berbuat jahat pdnya, krn dia licik, dia takut orang lain melicikinya. Spt itulah saudara2 yusuf.
Saudara,
Banyak kehidupan keluarga yg hubungan persaudaraannya sangat buruk, penuh konflik, persaingan, bahkan dlm beberapa kasus bisa saling membunuh.
Misalnya karena berebut warisan, iri krn keberhasilan saudaranya, dlsb.
Memang perlu diakui peran orangtua cukup besar terhadap baik atau buruknya hubungan persaudaraan anak2nya. Seperti kasus Hubungan Yusuf dan saudara2nya, tdk terlepas dari sikap dan perlakuan Yakub, sbg ayah, yg kurang bijak thd anak2nya.
Tetapi yg terpenting sebenarnya dalam hubungan persaudaraan adalah bagaimana sikap dan cara pandang kita sendiri terhadap kehidupan, shg cara pandang itu mempengaruhi kita dalam menilai suatu masalah atau kejadian dlm hidup yg kita jalani dan dalam hubungan dgn sesama saudara, bahkan semua orang.
Hal ini terlihat melalui cara pandang Yusuf terhadap kehidupan nya, shg kita mengerti mengapa saudara2 Yusuf yg diperlakukan "tidak adil" oleh ayahnya, mereka menjadi orang yg membenci dan menyingkirkan Yusuf?
Sedangkan Yusuf yg dipelakukan jahat oleh saudara2nya, tapi ia tetap menjadi org yg bersikap baik terhadap mereka?
Semua ini Karena Yusuf melihat kehidupannya dari persfektif Allah, dari sudut pandang Allah. Yaitu bahwa ia dijual ke Mesir, karena Allah punya rencana.
Demikian pernyataan ketiga yang diungkapkan Yusuf dalam perikop kita.
3. "Akulah Yusuf", yg disuruh dan ditetaapkan Allah untuk memlihara hidupmu (ay. 5 - 15)
Pernyataan ini diulang-ulang sampai 4 kali, yaitu pada ay. 5, 7, 8, dan 9, coba kita perhatikan:
5 Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu.
6 Karena telah dua tahun ada kelaparan dalam negeri ini dan selama lima tahun lagi orang tidak akan membajak atau menuai.
7 Maka Allah telah menyuruh aku mendahului kamu untuk menjamin kelanjutan keturunanmu di bumi ini dan untuk memelihara hidupmu, sehingga sebagian besar dari padamu tertolong.
8 Jadi bukanlah kamu yang menyuruh aku ke sini, tetapi Allah; Dialah yang telah menempatkan aku sebagai bapa bagi Firaun dan tuan atas seluruh istananya dan sebagai kuasa atas seluruh tanah Mesir.
9 Segeralah kamu kembali kepada bapa dan katakanlah kepadanya: Beginilah kata Yusuf, anakmu: Allah telah menempatkan aku sebagai tuan atas seluruh Mesir; datanglah mendapatkan aku, janganlah tunggu-tunggu.
10 Engkau akan tinggal di tanah Gosyen dan akan dekat kepadaku, engkau serta anak dan cucumu, kambing domba dan lembu sapimu dan segala milikmu.
11 Di sanalah aku memelihara engkau — sebab kelaparan ini masih ada lima tahun lagi — supaya engkau jangan jatuh miskin bersama seisi rumahmu dan semua orang yang ikut serta dengan engkau.
12 Dan kamu telah melihat dengan mata sendiri, dan saudaraku Benyamin juga, bahwa mulutku sendiri mengatakannya kepadamu.
13 Sebab itu ceritakanlah kepada bapa segala kemuliaanku di negeri Mesir ini, dan segala yang telah kamu lihat, kemudian segeralah bawa bapa ke mari."
14 Lalu dipeluknyalah leher Benyamin, adiknya itu, dan menangislah ia, dan menangis pulalah Benyamin pada bahu Yusuf.
15 Yusuf mencium semua saudaranya itu dengan mesra dan ia menangis sambil memeluk mereka. Sesudah itu barulah saudara-saudaranya bercakap-cakap dengan dia.
Dengan mengingat perlakuan saudara-saudaranya terhadap Yusuf, wajar bila Yusuf memiliki sakit hati dan dendam terhadap saudara-saudaranya, namun ternyata Yusuf tidak demikian. Malahan dengan hati dan tangan terbuka, ia menerima, menyambut dan memeluk serta menjamu mereka bahkan menjamin untuk memelihara hidup mereka di Mesir.
Apa yang membuat Yusuf berlaku demikian? Karena Yusuf melihat semua peristiwa yang pernah ia alami dengan kaca mata iman, bahwa Allah merancang semua peristiwa itu untuk kebaikan. Demikian Yusuf berkata, "Tetapi sekarang, janganlah bersusah hati dan janganlah menyesali diri, karena kamu menjual aku ke sini, sebab untuk memelihara kehidupanlah Allah menyuruh aku mendahului kamu." (ay. 5)
Dengan cara pandang seperti ini, sebenarnya bila kita perhatikan sungguh-sungguh, Yusuf tdk pernah mengampuni saudara2nya, perhatikan dlm perikop kita, tdk ada kata mengampuni sama sekali. Karena bg Yusuf, mereka, kakak-kakaknya itu tdk bersalah kpdnya ketika mereka menjual Yusuf ke Mesir, itu adalah cara Allah menyuruh dia untuk suatu maksud.
Kejadian 50:15-20
15 Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka: "Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan sepenuhnya kepada kita segala kejahatan yang telah kita lakukan kepadanya."
16 Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf: "Sebelum ayahmu mati, ia telah berpesan:
17 Beginilah harus kamu katakan kepada Yusuf: Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang, ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu." Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian kepadanya.
18 Juga saudara-saudaranya datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: "Kami datang untuk menjadi budakmu."
19 Tetapi Yusuf berkata kepada mereka: "Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?
20 Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.
* Spt penjunan yg membentuk tanah liat menjadi spt yg diinginkannya dgn menggunnakan alat2 yg ada.
Atau sperti pelukis yg menggunakan sgl macam warna dan kuas shg menjadi lukisan yg indah., demikian Tuhan memakai sgl peristiwa dan kejadian untuk membentuk kita anak2Nya menjadi spt yg Tuhan inginkan u kebaikan kita.
Saudara,
Dalam hubungan dgn sesama, di keluarga atau dlm hub di gereja, pelayanan dan pekerjaan ada saja kita jumpai orang2 yg berlaku tidak adil thd kita, bahkan berlaku jahat dan menyakitkan kita, Memang secara manusia, sulit rasanya utk dapat memaafkan dan mengampuni mereka.
Bagaimana tidak, mereka telah merugikan kita, menyengsarakan kita, menghancurkan hidup kita dan masa depan kita. Ingin rasanya kita membalas semua kejahatan mereka.
Namun melalui firman hari ini, marilah kita memohon kpd Tuhan supaya kita dimampukan untuk melihat semua persoalan dalam hidup ini dari cara pandang Tuhan shg kita melihat bahwa dibalik semua peristiwa dan persoalan yg kita alami ada rencana Tuhan yg indah untuk kebaikan kita bahkan menjadikan kita berkat bg keluarga dan sesama.
Dgn persfektif Allah ini, kita akan dimampukan untuk mengampuni dan tidak menyalahkan orang lain atas apa yg kita alami.
Namun bila kita berada pada pihak yg telah berlaku tidak adil, curang dan jahat thd saudara kita atau sesama kita, firman Tuhan mengingatkan kita untuk bertobat dan mohon pengampunan Tuhan, krn bila tdk maka dosa itu akan terus menghantui dan menghakimi kita.
Saudara, ingatlah....
Roma 8:28-30
28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
30 Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.
Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati! Amin.
HR, gkkb 2014.09.14