Translate

20090402

Hidup Cerminan Pengakuan Iman

Roma 10:4-21

Setiap orang menjalani hidup menurut apa yang diyakininya “baik” dan “benar”. Hal ini dapat terlihat melalui kehidupan di sekitar kita. Misalnya ada orangtua yang mendidik anak-anaknya dengan sangat keras, mengapa? Karena cara itulah yang ia yakini baik dan benar untuk anak-anaknya dikemudian hari. Demikian juga dengan orangtua yang mendidik anak-anaknya dengan lembut dan pengertian, karena keyakinan yg sama. Bahkan apa yang dilakukan para teroris dengan bom bunuh diri adalah tidak terlepas dengan apa yang mereka yakini sebagai “baik” dan “benar” itu.

Dengan memahami ini kita jadi dapat mengerti mengapa umat beragama “A” berperilaku begini dan umat beragama “B” berperilaku begitu, yaitu karena apa yang mereka yakini sebagai “baik” dan “benar”. Karena itu, dalam hal-hal tertentu, kita dapat dengan mudah membedakan orang-orang menurut keyakinannya, misal mana yang beragama A, B, atau C melalui apa yang mereka perbuat

Hal inlah yang Rasul Paulus ceritakan di Roma 10:1-21. Rasul Paulus sangat menginginkan agar bangsanya, umat Yahudi, diselamatkan karena percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruselamatnya (ay. 1). Tapi hal ini tidak mudah karena orang-orang Yahudi meyakini, mengimani bahwa keselamatan itu adalah karena mentaati Hukum Taurat bukan karena percaya pada Yesus. Dan itulah sebabnya mereka begitu giat melakukan amal perbuatan sesuai Taurat (ay.2) sebagai wujud keyakinan bahwa itulah cara mendapatkan keselamatan yang benar.

Jika orang Yahudi begitu giat hidup mencerminkan keyakinannya dengan ketaatan penuh pada Hukum Taurat, Bagaimana dengan kita yang meyakini bahwa keselamatan adalah karena iman kepada Yesus? Menurut Rasul Paulus, percaya/iman bukan saja masalah hati tetapi juga soal mengaku dengan mulut (ay. 10) dan bahkan nyata juga dalam segala tindakan (Yakobus 2:18, 20, 26). Jadi sebagai orang-orang yang telah diselamatkan karena iman kepada Yesus, seharusnya hati kita penuh sukacita, mulut kita penuh dengan ungkapan syukur dan pujian dan tindakan kita penuh dengan kasih dan pengampunan, karena kita telah dikasihi dan diampuni oleh Tuhan.

Dengan demikian hidup kita menjadi cerminan iman kita. Semoga Tuhan menolong kita. (HR, 05042009)