Translate

20140320

Yesus dan Petrus

Lukas 22:54-62

Petrus adalah salah seorang murid Yesus yg sangat menonjol dan berani dibanding dengan murid-murid lainnya. Ia mendahului murid-murid lainnya, mengaku bahwa Yesus adalah Mesias dari Allah, ia menegur Yesus ketika Yesus berbicara mengenai penderitaan-Nya, ia berbicara dengan  lantang  bahwa ia rela dipenjara demi Yesus,  dan tidak segan mengangkat pedang membela Yesus ketika Yesus ditangkap. Petrus juga adalah murid yg mengasihi gurunya dan tetap setia mengikut Yesus, saat yang lain sudah pergi meninggalkan Yesus, Petrus tetap mengikut Dia, sekalipun mengikut dari jauh.

Tapi melalui kisah hari ini, ternyata murid yang menonjol, berani dan mengasihi gurunya itu, adalah juga orang yang lemah, bisa jatuh dan penakut. Ketika diperhadapkan dengan bahaya, yg dapat menjebloskannya ke penjara bahkan mengancam nyawanya, ia menyangkal Yesus dengan berkata tidak kenal Yesus, sekalipun yang bertanya saat itu hanyalah seorang hamba perempuan. Hebatnya, sekalipun ayam telah berkokok, seperti yg telah diperingatkan Yesus, Petrus tidak menyadari akan kelemahan dan dosanya, bahwa ia telah menyangkal gurunya. Sampai Yesus menatap dia dengan penuh kasih, baru Petrus menyadari bahwa dia lemah, telah menyangkal gurunya, dan bahwa Yesus berkata benar tentang dirinya.

Melalui kisah ini, kita lebih mengenal Yesus sebagai seorang guru, Mesias dan Tuhan, yang mengasihi muridNya, menegur, memperingatkannya, mendoakan, menerima kelebihan dan kekurangannya, merangkul dan  membangunnya kembali. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus datang pada Petrus, agar ia tahu bahwa Yesus tetap menerimanya dan mengasihinya walau ia lemah, ia tdk perlu menjadi "superman" untuk datang dan mengikut Yesus, cukup datang dgn segala keberadaannya, menyadari kekurangannya dan mengakui kelemahannya. Dengan begitu ia membuka diri pada kekutan dan pertolongan Tuhan yg ia butuhkan dalam hidupnya.

Dalam hidup ini, kita sering merasa bahwa kita kuat, pintar dan mampu melakukan apa pun juga dalam kehidupan pribadi, keluarga, pekerjaan dan pelayanan. Itulah sebabnya kita jarang berdoa, kita merasa tidak butuh Tuhan dalam hal ini atau itu. Kita lebih suka jalan sendiri, tanpa mengindahkan Tuhan, firman-Nya, atau teguran-Nya melalui sesama, sampai akhirnya kita "jatuh", dan membuat kita sadar bahwa kita lemah dan membutuhkan Tuhan dalam seluruh hidup kita.

Pada minggu pra paskah ini, marilah kita datang kepada Tuhan, tinggalkan segala arogansi kita, bertobat dan mengaku bahwa kita lemah dan karena itu kita butuh Tuhan senantiasa dalam hidup ini. Amin.
HR