Translate

20140313

Yesus dan Yudas Iskariot



Lukas 22:47-48
47 Waktu Yesus masih berbicara datanglah serombongan orang, sedang murid-Nya yang bernama Yudas, seorang dari kedua belas murid itu, berjalan di depan mereka. Yudas mendekati Yesus untuk mencium-Nya.
48 Maka kata Yesus kepadanya: "Hai Yudas, engkau menyerahkan Anak Manusia dengan ciuman?"


Melalui bacaan Alkitab hari ini, tidak banyak informasi yg bisa kita dapati tentang Yesus mau pun Yudas. Tapi sepintas kita sudah tahu bahwa Yesus dan Yudas adalah dua tokoh yang sangat kontras; Yesus adalah seorang guru atau Rabi, sedangkan Yudas seorang murid, (sekalipun diberi kepercayaan sbg bendahara). Yesus adalah seorang yang dihianati sedangkan Yudas seorang penghianat. Yesus, seorang yang peduli dan menghargai sesama manusia sedangkan Yudas hanya peduli pada uang dan sangat menghargai materi. Tentu daftar ini bisa kita perpanjang sejauh yg kita tahu dari Alkitab.
Yudas sebenarnya tidak layak untuk dijadikan seorang murid karena ia akan menghianati gurunya. Namun Yesus, sebagai manusia, Ia percaya bahwa kebaikan hati dan penerimaan yg tulus dapat mengubah hidup seseorang. Tapi Yesus juga tahu bahwa seseorang bisa berubah tdk hanya ditentukan oleh kebaikkan yg telah diterimanya, melainkan juga oleh pilihan dan kemauan orang itu dlm menerima kebaikan Tuhan atas dirinya.
Dalam hidup ini, kita bisa mengalami apa yg Yesus alami, yaitu menjadi korban penghianatan. Ketika kita membesarkan seorang anak, membimbing seorang karyawan u bekerja, membimbing, mendampingi bahkan mendoakan seorang saudara/i untuk melayani, dlsb. Tetapi kemudian orang itu "menghianati" kita; menusuk dari belakang, memfitnah, menghakimi dan menjatuhkan kita. Kita menderita namun kita tetap harus mengasihinya. Kita menderita karena kita mengasihinya. Itulah panggilan kita, panggilan untuk hidup seperti Yesus, mengasihi walaupun menderita bahkan sampai mati, namun akhirnya Ia bangkit dalam kemuliaan.
Dalam hidup ini, kita juga bisa berbuat seperti Yudas, menjadi seorang "penghianat". Ketika kita dipercaya oleh Tuhan mengelola harta benda milik-Nya, namun kemudian kita malah "menjual" Tuhan, mengatur Tuhan dan gerejaNya demi harta benda yg kita inginkan. Berkat yang Tuhan percayakan pada kita telah menguasai hati dan pikiran kita shg berkat itu telah menjadi "tuhan" atas hidup kita. Bila ini terjadi pada kita, Tuhan menjadi tdk berarti bg kita, sesama apa lagi, yg ada hanyalah ego dan pementingan diri di atas segalanya, semuanya harus diatur seperti yg kita mau. Kita telah berbuat seperti Yudas, memang tampaknya kita selalu menang namun sebenarnya kita sedang menuju pada kehancuran yg tragis.
Karena itu, Bertobatlah, esok mungkin terlambat!!!
Selamat memperingati minggu-minggu prapaskah. Amin.
hr.