Translate

20181112

KELUARGA DAN SAUDARA SEIMAN

1 Timotius 5:1-8


Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman. (1Tim. 5:8)


Kita sering mendengar ungkapan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Artinya orang yang beriman dapat dilihat melalui sikap hidupnya, antara lain menjaga kebersihan dengan baik.

Nasihat Paulus kepada Timotius mengatakan hal yang hampir serupa, bahwa iman harus tercermin dalam sikap terhadap keluarga dan sesama. Ada tiga hal yang Paulus nasihatkan. Pertama, dalam menegur jemaat, agar menegur seperti anggota keluarga sendiri; seperti menegur bapa atau ibu, saudara atau adik, dengan hati yang murni dan tulus serta motivasi yang baik. Kedua, sikap kepada para janda, khususnya mereka yang hidup sendiri, Timotius diingatkan untuk hormat dan menasihati mereka agar berdoa dan berharap hanya kepada Allah serta hidup di dalam kesucian. Ketiga, menasihati setiap orang agar mereka bertanggung jawab dan memelihara sanak saudaranya, terutama seisi rumahnya, termasuk ibu atau nenek mereka yang janda. Apabila tidak demikian, mereka menjadi orang yang menyangkal imannya, bahkan lebih buruk dari orang yang tidak percaya.

Melalui firman ini, kita diingatkan untuk menjadi saksi bagi sesama, khususnya dalam hal tanggung jawab memelihara anggota keluarga. Kita juga diingatkan untuk memperlakukan saudara seiman seperti keluarga sendiri dengan saling peduli dan memperhatikan, dan menegur serta menasihati dengan kasih dan hormat. Sudahkah hal ini kita lakukan?

REFLEKSI: Iman kita seharusnya tecermin dalam tanggung jawab terhadap keluarga dan peduli serta hormat terhadap sesama.

Mzm. 94; Rut 1:1-22; 1Tim. 5:1-8

HR, Wasiat
Senin, 12 November 2018

HATI-HATI, JANGAN TERKECOH!

Markus 12:38-44

Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan." (Mrk. 12:43)

Sering terjadi bahwa manusia menilai sesamanya hanya berdasarkan penampilan luar saja. Akibatnya salah membuat penilaian dan menjadi tertipu. Sikap seperti itulah kiranya yang membuat seorang Kanjeng Dimas berhasil mengelabui banyak orang. Dengan bermodalkan penampilan sebagai guru agama yang saleh, Kanjeng Dimas berhasil menipu hingga miliaran rupiah.

Dalam pengajaran-Nya, Yesus mengingatkan para murid agar berhati-hati dalam membuat penilaian. Jangan sampai terkecoh. Yesus memperingatkan bahwa ahli Taurat bisa mengelabui banyak orang dengan penampilannya dan dengan doa yang panjang, tetapi hidupnya penuh dengan tipu daya. Sebaliknya, kita juga diingatkan jangan sampai menilai rendah seseorang dari penampilannya saja. Seorang janda miskin ternyata dapat memberi persembahan jauh lebih banyak daripada orang-orang kaya, karena ia memberi semua yang dimilikinya, sedangkan orang kaya hanya sebagian kecil dari miliknya.

Firman Tuhan hari ini mengajak kita agar berhati-hati dalam membuat penilaian. Jangan menilai orang dari penampilan luarnya saja. Jangan menyanjung seseorang sedemikian rupa, sementara yang lain direndahkan. Hendaknya kita menghormati dan menghargai setiap orang sebagai manusia. Firman ini juga mengingatkan kita, agar jangan hanya menjaga dan mengutamakan penampilan luar. Yang terutama adalah hati yang jujur dan terarah kepada Tuhan. Sebab sesungguhnya, segala sesuatu yang kita pikirkan dan simpan di dalam hati, Tuhan mengetahuinya.

REFLEKSI: Manusia hanya melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.

1Raj. 17:8-16; Mzm. 146; Ibr. 9:24-28; Mrk. 12:38-44

HR, Wasiat
Minggu, 11 November 2018

BERDOA DENGAN KEYAKINAN TEGUH

Markus 11:12-14, 20-24

"Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (Mrk. 11:24)

Pernahkah Anda berdoa namun tidak menyadari kata-kata apa yang telah Anda ucapkan? Atau pernahkah Anda berdoa untuk kedua kalinya karena lupa telah berdoa dan baru sadar ketika diingatkan oleh orang lain bahwa Anda sudah berdoa untuk hal yang sama?

Melalui peristiwa Yesus mengutuk pohon ara yang tidak berbuah dan menjadi kering pada keesokan harinya, Yesus mengajar murid-murid tentang doa. Murid-murid menyaksikan bahwa perkataan Yesus terjadi seperti yang dikatakan-Nya. Hal itu bisa terjadi karena perkataan Yesus berdasar pada keyakinan yang teguh kepada Allah yang sanggup melakukan segala perkara. Hal ini dinyatakan Yesus ketika Petrus memberitahu bahwa pohon ara itu telah menjadi kering. Yesus berkata, "Percayalah kepada Allah!" Yesus pun mengatakan bahwa hal mustahil sekalipun bila kita katakan dengan penuh iman dan sesuai dengan kehendak Allah, maka hal itu akan terjadi. Demikian juga dengan doa, bila kita berdoa dan meminta sesuai kehendak Allah dengan penuh iman, tanpa ragu, maka Allah akan menyatakannya.

Berdoa adalah hal yang biasa kita lakukan. Namun, sudahkah kita berdoa dengan penuh iman? Percaya bahwa apa yang kita doakan, dijawab Allah sesuai dengan kehendak-Nya? Percaya bahwa Allah tahu yang terbaik bagi kita dan memberikannya menurut waktu dan rencana-Nya? Berdoalah dengan penuh iman, "Jadilah kehendak-Mu, dan bukan kehendakku."

REFLEKSI: Berdoa dengan iman berarti percaya bahwa Allah sanggup dan akan menjawab menurut rencana dan kehendak-Nya bagi kita.

Mzm. 146; Ul. 24:17-22; Mrk. 11:12-14, 20-24

HR, Wasiat
Sabtu, 10 November 2018