Translate

20191122

KEKUASAAN KRISTUS MENGATASI SEGALA KUASA

(Kolose 1:15-23)


Banyak orang non Kristen sering mempertanyakan "Mengapa orang Kristen menyembah Yesus dan menjadikan Yesus sebagai Tuhan?" Sebaliknya banyak juga orang Kristen yang ragu akan imannya kepada Kristus sehingga hidup kekristenannya suam-suam kuku bahkan kemudian meninggalkan imannya.

Nas Alkitab minggu ini mengajak kita untuk mengenal Kristus lebih lagi melalui pengajaran Rasul Paulus kepada jemaat Kolose. Paulus menegaskan tentang keutamaan Kristus dalam segala sesuatu dan dalam  kehidupan jemaat. 
Pertama, ia tegaskan bahwa, Kristus adalah yang utama dari seluruh ciptaan (15). Karena Dia adalah awal dari segala sesuatu (17) dan segala sesuatu yang ada di bumi dan yang ada di sorga, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan diciptakan oleh Dia dan untuk Dia dan Dia-lah yang memegang segala kuasa di bumi dan di sorga (16, Matius 28: 18). Sebagai yang utama dari seluruh ciptaan, Kristus adalah gambar Allah yang nyata dari Allah yang tidak kelihatan karena seluruh keberadaan Allah berdiam dalam diri-Nya (19). Ia juga adalah gambar Allah yang sulung, ini berarti manusia yang diciptakan Allah menurut gambar-Nya hendaknya hidup mengacu kepada Kristus dengan meneladani Kristus yg hidup sebagai manusia.
Kedua, Kristus adalah yang utama dalam jemaat/gereja karena Kristus telah mendamaikan segala sesuatu yang telah jatuh dalam dosa dengan diri-Nya melalui kematian-Nya di kayu salib. Dan jemaat adalah orang-orang yang telah menerima pendamaian itu (20-22). Keutamaan Kristus dalam jemaat  adalah ibarat kepala dan jemaat adalah tubuh-Nya. Keutamaan itu juga dinyatakan bahwa Ia adalah yang sulung bangkit dari antara orang mati (18), artinya kelak jemaat pun akan mengalami kebangkitan seperti Kristus.
Dengan memahami keutamaan Kristus ini, Paulus mengajak jemaat untuk bertekun dalam iman dan teguh dalam pengharapan kepada Kristus (23).

Belajar dari nas ini, sudahkah kita memahami dan mengenal Kristus sebagai yang utama dalam semesta, di bumi dan di sorga serta di dalam gereja? Dan sudahkah Kristus menjadi yg utama dalam kehidupan kita; pribadi, keluarga, pekerjaan dan pelayanan kita selama ini? Bila kita mengutamakan Kristus sebagai Tuhan, pemilik dan penguasa hidup kita maka hal itu akan kelihatan nyata di dalam sikap dan perbuatan kita. 


BILA KITA MENGUTAMAKAN KRISTUS DALAM HIDUP KITA,  MAKA HAL ITU AKAN KELIHATAN NYATA DALAM KATA, KARSA DAN KARYA KITA  

HR, (renungan warta GKB, 24.11.2019)

20191115

KONSEKUENSI HIDUP ORANG FASIK DAN ORANG YANG TAKUT AKAN TUHAN

Maleakhi 4:1-6


Bila ada kabar baik dan kabar buruk yang harus disampaikan kepada Anda, kabar mana yang hendak Anda dengar terlebih dahulu? Kabar baik atau kabar buruk? 

Pemberitaan akan datangnya Hari Tuhan oleh nabi Maleakhi adalah kabar baik sekaligus juga kabar buruk bagi umat yang mendengar. 
Apa itu Hari Tuhan? Hari Tuhan adalah Hari Penghakiman, dimana keadilan dan kebenaran Tuhan dinyatakan. 
Datangnya Hari Tuhan adalah kabar buruk bagi orang-orang yang hidup fasik, sombong dan jahat karena hari itu akan datang sebagai hari penghukuman yang tidak berbelas kasihan. Hari itu akan seperti perapian yang membakar jerami  hangus sampai ke akar-akarnya (Maleakhi 4: 1). 
Namun bagi orang-orang yang hidup takut akan Tuhan hari itu akan menjadi kabar baik yang membawa sukacita, keselamatan dan kemenangan. Hari itu akan datang seperti matahari yang terbit dengan kehangatan sinarnya yang membawa kesembuhan. "... Kamu akan keluar dan berjingkrak-jingkrak seperti anak lembu lepas kandang. Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu di bawah telapak kakimu, pada hari yang Kusiapkan itu, ...", demikian firman TUHAN yang disampaikan nabi Maleakhi (Maleakhi 4:2-4).
Agar Hari Tuhan itu menjadi kabar baik bagi umat, maka Sang Nabi mengingatkan umat agar hidup setia dan taat pada kebenaran firman-Nya dan hidup dalam pertobatan (Maleakhi 4: 5-6).

Dalam PB (Perjanjian Baru) Hari Tuhan mengacu pada Hari Kedatangan Kristus kembali. Hari itu digambarkan akan datang seperti pencuri di malam hari, tak terduga dan mengejutkan. Dan Hari itu akan menjadi hari penghukuman bagi mereka yang hidup dalam kegelapan (1 Tesalonika 5: 2-4), tetapi Hari itu akan menjadi hari yang membahagiakan bagi mereka yang hidup berjaga-jaga dalam pertobatan dan ketaatan melakukan firman-Nya (Wahyu 3: 3, 16: 15).

Bila Hari Tuhan itu datang kepada Anda, kepada kita SEKARANG! Apakah Hari itu akan membawa penghukuman atau keselamatan? Apakah akan menjadi kabar baik atau kabar buruk? Tentu kita, masing-masing tahu jawabnya!

HARI TUHAN ADALAH HARI PENGHAKIMAN BAGI ORANG FASIK DAN GEGABAH, TETAPI HARI KESELAMATAN BAGI ORANG YANG  SETIA DAN TAAT PADA FIRMAN-NYA.


  (HR, renungan warta gkb, 17.11.2019)


20191101

BELAJAR MEMPERCAYAI ALLAH DI MASA PENANTIAN

(Habakuk 1:1-4; 2:1-4)

Banyak film yang kita tonton kisahnya berakhir dengan baik dan bahagia atau
"happy ending". Tetapi realita kehidupan yang kita jalani tidak selalu berakhir dgn
indah. Hal inilah yang sedang dialami dan dikeluhkan oleh nabi Habakuk di tengah umat Yehuda yang hidup dalam kejahatan (Hab 1: 2-4).
Ia berseru kepada TUHAN, "Berapa lama lagi, TUHAN, aku berteriak, tetapi tidak
Kaudengar, aku berseru kepada-Mu: "Penindasan!" tetapi tidak Kautolong?
Mengapa Engkau memperlihatkan kepadaku kejahatan, sehingga aku memandang kelaliman?

Jawaban TUHAN mencengangkan Habakuk. TUHAN akan menghukum Yehuda melalui orang-orang Kasdim (ayat 5-11). Dengan keperkasaan dan ketangkasan yang tiada banding, bangsa Kasdim dengan sombong akan melibas semua musuh mereka, termasuk bangsa Yehuda. Ini bukan jawaban yang diharapkan Habakuk.
Sulit bagi Habakuk untuk melihat TUHAN memakai bangsa kafir yang jahat untuk
menegakkan keadilan di tengah-tengah umat-Nya sendiri (ayat 13). Yehuda
memang berdosa dan lalim, tetapi menurut Habakuk, orang Kasdim jauh lebih jahat dari Yehuda. Bukankah mereka bangsa yang tidak mengenal TUHAN. Di manakah keadilan TUHAN? Di tengah kebingungan itu, Habakuk yang masih percaya akan keadilan TUHAN menantikan jawaban-NYA, sehingga ia berkata, "Aku mau berdiri di
tempat pengintaianku dan berdiri tegak di menara, aku mau meninjau dan
menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan
dijawab-Nya atas pengaduanku" (Hab 2:1). Jawaban TUHAN harus dinantikan
dengan iman karena keadilan TUHAN akan ditegakkan pada waktunya (Hab 2: 2-3).

Banyak hal kita tidak mengerti tentang kehidupan ini, dan banyak pertanyaan
mengenai kehidupan tidak kita dapatkan jawabannya, namun belajar dari Habakuk
kita diingatkan untuk sabar dan tetap percaya bahwa TUHAN tahu segalanya dan keadilan-Nya akan dinyatakan kepada kita. Orang yang setia dengan imannya pasti akan diselamatkan sedangkan bagi mereka yang jahat dan tidak bertobat pasti mendapat hukumannya (Hab 2: 4). 

Akhirnya bersama Habakuk, dengan iman kita dapat berkata: "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba
terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku"
(Hab 3:17-18).

HR (Renungan Warta GKB, 03.11.2019)