Translate

20160922

KEKUDUSAN PERNIKAHAN MENDAHULUI KEBAHAGIAAN KELUARGA

1 Korintus 7:1-11

Hidup adalah pilihan. Ada orang dalam hidupnya memilih untuk hidup sendiri dan tidak menikah. Tetapi ada juga orang yang memilih untuk menikah dan membentuk keluarga. Memilih untuk menikah dan membentuk keluarga dianggap sebagai pihan yang lazim, yang seharusnya dan yang dapat diterima oleh pada umumnya kita, tetapi pilihan untuk tidak menikah seringkali dianggap hal yang kurang baik.

Dalam bacaan kita hari ini, Rasul Paulus tidak terlalu mempersoalkan atau menilai baik buruknya menikah dan tidak menikah, yang penting bagi Paulus sebagai umat Tuhan kita harus hidup di dalam kekudusan baik kita menikah maupun kita tidak menikah.
Bagi orang yang tidak menikah, terutama laki-laki, hidup dalam kekudusan berarti tidak menyerahkan hidup untuk percabulan (ayat 2) tetapi menyerahkan hidupnya untuk dipakai melayani Tuhan seperti Paulus (ayat 7). Karena itu Paulus katakan bahwa laki-laki yang tidak menikah itu baik (ayat 1) bila ia menjaga hidupnya dalam  kekudusan. Selanjutnya Paulus menasihati mereka yg tidak menikah dan juga janda serta duda agar hidup kudus dgn melayani seperti Paulus,  "... kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada janda-janda aku anjurkan, supaya baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku" (ayat 8).
Sedangkan bagi mereka yang menikah, hidup dalam kekudusan berarti hidup setia dengan pasangan (ayat 2), saling memenuhi kewajiban sexual terhadap pasangan, bahkan saling memberi diri sepenuhnya kepada pasangan dalam hubungan suami-istri (ayat 3, 4), tidak saling menjauhi sebagai suami-istri, kecuali untuk sementara waktu untuk berdoa (ayat 5, 6) dan suami atau istri tidak boleh menceraikan pasangannya (ayat 10, 11).

Inilah firman Tuhan melalui nasihat Paulus kepada jemaat Korintus dan juga kepada kita saat ini, agar kita sebagai umat Tuhan, baik menikah maupun tidak menikah, kita harus hidup di dalam kekudusan. Kita harus menyadari bahwa bahaya tidak menikah adalah jatuh dalam dosa percabulan, dan bahaya yang menikah adalah jatuh dalam dosa perselingkuhan. Sebagai umat Tuhan yang telah ditebus-Nya, marilah kita menjaga hidup kudus dengan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan untuk melayani umat-Nya dan untuk melayani pasangan kita dalam pernikahan. Selamat hari Minggu, Tuhan memberkati! Amin.
Pdt. HR (renungan warta gkb, 2016.09.25)

Tidak ada komentar: