Translate

20090507

"PERSIAPKANLAH JALAN UNTUK TUHAN"

Lukas 3 : 1- 14 (Nats ay. 4b – 6)
            Setiap menjelang natal, mungkin kita sering mendengar nats pembacaan kita dibacakan atau dikhotbahkan, yang mengatakan tentang  ADA SUARA YANG BERSERU-SERU: "Persiapkanlah jalan bagi Tuhan".  Mungkin karena seringnya kita mendengar, bisa saja kita menjadi bosan mendengarnya. Tetapi persoalannya adalah bukan seberapa banyak atau seringnya kita membaca dan mendengar nats ini, melainkan apakah kita telah mengerti apa yang dimaksud Yohenes Pembaptis dengan perkataannya " Persiapkanlah Jalan Bagi Tuhan" ?
            Untuk memahami apa yang dimaksudkan Yohanes, saya akan membawa Saudara pada ilustrasi tentang jalan di kota Bogor. Sebagai orang Bogor, tentu kita tahu bahwa setiap hari jalan-jalan di Bogor selalu diwarnai dengan kemacetan lalulintas. Nah, seandainya dalam situasi kemacetan sehari-hari yang mewarnai Bogor, lalu presiden kita  'Gusdur' mau berkunjung ke Bogor. Mendengar berita itu, maka Bapak Wali kota berkata kepada bawahannya dan kepolisian Bogor, "Persiapkanlah jalan  bagi Presiden kita!"  Mendengar perkataan wali kota itu, saya yakin, pasti seluruh bawahannya mengerti maksudnya, yaitu membuat jalan-jalan yang akan dilalui presiden menjadi bebas macet.
            Demikian juga jika kondisi jalan di desa-desa berlogak, becek, bergunung-gunung, berliku-liku dsb. Dan ada seorang Bupati akan datang ke desa itu, maka kepala desanya berkata kepada seluruh warganya: "Persiapkanlah jalan bagi Bupati kita yang akan lewat!".  Saya percaya, jangankan warga desa itu, Saudara-saudara pun pasti mengerti maksudnya, yaitu menimbun jalan yang berlubang, meratakan yang bergung-gunung, merapikan yang semrawut dsb.
            Dengan maksud yang hampir sama seperti kedua ilustrasi inilah Yohanes berkata kepada bangsanya, "Persiapkanlah jalan bagi Tuhan".  Jalan yang mana ? Tentu bukanlah jalan sebenarnya seperti kedua ilustrasi di atas. "Jalan" di sini hanya sebagai kiasan/perumpamaan. Karena pada jaman itu belum ada jalan yang macet, dan kondisi jalannya pun sudah cukup baik. Mengapa saya katakan demikian ? Karena Pelestina waktu itu berada di bawah jajahan Romawi, di mana mereka selalu membangun jalan-jalan yang baik di daerah jajahannya  yang semuanya menuju ke kota Roma. Itulah sebabnya sampai saat ini kita sering mendengar istilah "banyak jalan menuju Roma".
            Agar kita mengerti arti "Memepersiapkan Jalan"  seperti yang dimaksud Yohanes, maka penulis Injil Lukas menceritakan konteks/keadaan masyarakat pada waktu itu :
1.      Situasi Politik (ay 1) : ada di bawah kekaisaran Romawi yang besar yang membawahi para gubernur dan raja-raja wilayah. Kekaisaran ini adalah kafir, dan pemerintahannya menyusup ke bidang agama, mengaturnya untuk kepentingan negara. Sehingga seharusnya hanya satu Imam Besar, namun demi kepentingan negara, diangkatlah imam besar yang lain, sehingga waktu itu ada dua Imam Besar (ay.2).
2.      Situasi keagamaan : Karena negara turut campur dalam keagamaan maka kehidupan keagamaan diwarnai dengan pertobatan-pertobatan yang semu. Orang-orang berpikir : yang penting adalah sebagai orang Yahudi dan keturunan Abraham, itulah yang menyelamatkan. Sekalipun tanpa buah-buah pertobatan (ay. 7-9)
3.      Situasi sosial (ay.10-14) : tidak ada keadilan dan cinta kasih diantara sesama. Masing-masing mementingkan diri sendiri. Yang punya banyak pakaian tidak peduli dengan yang tidak punya. Yang berkelebihan makanan tidak peduli dengan yang kelaparan dsb.
Dalam situasi seperti itulah Yohanes Pembabtis datang dan berkata, "Persiapkanlah jalan bagi Tuhan".
Apa artinya mempersiapkan jalan bagi Tuhan dalam situasi seperti itu ?
·        Di tengah-tengah situasi formalitas keagamaan yang merajalela; mementingkan keyahudian, keturunan Abraham, umat Allah namun tanpa pertobatan……"Mempersiapkan Jalan bagi Tuhan " berarti:  Harus ada perubahan sikap hati atau bertobat.  Keagamaan jangan hanya di permukaan saja tetapi harus mendasar di hati dan disertai ibadah nyata dalam hidup sehari-hari. Bila tidak demikian, maka kapak telah tersedia pada akar pohon dan siap menebang pohon-pohon yang tidak berbuah, sekalipun ia keturunan Abraham dan Yahudi.
·        Di tengah-tengah situasi yang hanya mementingkan diri sendiri, tidak ada keadilan dan cinta kasih,….."Mempersiapkan jalan bagi Tuhan"  berarti :  Harus ada perubahan sikap hidup ; dari memikirkan diri sendiri menjadi peduli dan memikirkan sesama. Membagikan pakaian pada yang tidak punya dan makanan pada yang kelaparan.
- Perubahan sikap hidup tidak sama dengan perubahan jabatan/pekerjaan, bila pekerjaan itu pada dasarnya baik. Karena itu para pemungut cukai dan para prajurit tidak perlu berhenti dari pekerjaannya/jabatannya tetapi yang harus mereka lakukan adalah meninggalkan dosa-dosa dari jabatannya itu,   korupsi,  kolusi,  nepotisme dsb.
·        Dalam situasi politik keagamaan yang memperebutkan kedudukan Imam Besar, …"Mempersiapkan jalan"  berarti : menyadari keberadaan diri, tidak meninggikan diri dan belajar menerima serta bertanggung jawab dengan jabatan yang ada. Itulah sebabnya Yohanes Pembaptis berkata,  "Aku bukan Mesias, membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak" (ay. 15-16).
Jadi  yang dimaksud "mempersiapkan jalan bagi Tuhan"  dalam pembacaan kita berarti : MENGUSAHAKAN PERUBAHAN SIKAP HATI DAN SIKAP HIDUP DALAM SEGALA BIDANG KEHIDUPAN KITA,  ke arah yang lebih baik, lebih berkenan dan lebih memuliakan Tuhan.
 *
            Persoalannya sekarang, pada hari Natal ini,  dan dalam menyambut kedatangan Kristus yang kedua, bagaimana kita dapat "Mempersiapkan jalan bagi Tuhan"  dalam konteks kita kini dan di sini ?!
Untuk itu, pertama-tama, kita harus tahu dulu bagaimana situasi dan kondisi "jalan" yang ada. Apakah berlubang, bergunung, atau berkelok-kelok ?  Mari kita lihat jalan-jalan di sekitar kita :
-         Bagaimana kehidupan keluarga kita ? Hubungan suami dengan istri, orangtua dan anak, mertua dan menantu, kakak dan adik dsb.  Persiakanlah jalan dengan …..(memperbaiki seluruh hubungan tersebut dengan perubahan sikap hidup dan sikap hati terhadap Suami, istri, anak-anak, orangtua dsb.)
-         Bagaimana dengan sikap hidup kita ? Egois, mementingkan diri sendiri, tidak peduli dengan sesama dsb. Persiapkanlah jalan dengan cara……..
-         Bagaimana dengan pekerjaan kita ? Adakah korupsi, kolusi dan nepotisme kita lakukan? Persiapkanlah jalan ………..
-         Bagaimana dengan keagamaan kita ? Apakah hanya formalitas saja, sekedar kewajiban menjalankan hukum agama saja ? jika demikian, persiapkanlah jalan………
-         Bagaimana dengan pelayanan kita ? Apakah kita paham betul apa artinya menjadi pelayan, yang berarti merendahkan diri dan menganggap orang lain lebih utama, lebih penting dan lebih segala-galanya dari pada diri sendiri atau kita melayani dengan arogansi dan kesombongan untuk memerintah sesama? Kalau begitu persiapkanlah jalan …………
-         Bagaimana sikap kita terhadap sesama ? selalu curigakah dan iri dengki terhadap sesama ? Persiapkanlah jalan  …..
Untuk menyambut Natal dan kedatangan-Nya yang kedua, pada masa Advent ini, Tuhan menghendaki kita untuk mempersipkan jalan-Nya. Dengan mengadakan perubahan sikap hidup dan hati dalam segala bidang kehidupan kita. Karena jika Ia datang yang kedua, sebagai Hakim maka yang akan Ia lihat bukanlah Saudara Kristen atau keturunan Abraham atau bukan, melainkan apakah ada buah-buah pertobatan dalam hidup Saudara dan saya atau tidak. Karena kapak telah tersedia pada akar pohon dan siap menebang yang tidak menghasilkan buah.
Kiranya Firman Tuhan menjadi pelita bagi hidup kita. Selamat memasuki Minggu Advent ! Selamat mempersipkan jalan bagi Tuhan ! Dan Tuhan memberkati !
AMIN !
(Handri R, Advent I, Pemuda GKB, 01122002)

4 komentar:

Untung Setiadi mengatakan...

Terima kasih atas renungan indah ini, Sungguh saya diberkati dari renungan ini. Mohon diperkenankan untuk saya sampaikan di ibadah minggu greja saya, agar mereka juga diberkati dan semakin banyak yang diberkati.
Terima kasih. Salam hormat saya untuk penulis renungan ini
Pdt. Untung Setiadi

Untung Setiadi mengatakan...

Terima kasih atas renungan indah ini. Sungguh saya diberkati oleh renungan ini.Mohon diperkenankanlah saya sampaikan di ibadah inggu advent jemaat saya, agar mereka juga diberkati dan semakin orang yang diberkati. Salam hormat saya untuk penulis renungan ini.
Pdt. Untung Setiadi

Untung Setiadi mengatakan...

Terimam kasih renungannya, sungguh saya sangat diberkati setelah membaca renungan ini. Mohon diperkenankan untuk kami sampaikan di jemaat kami, agar mereka juga diberkati. Salam hormat kami utnuk penulis renungan ini.
Pdt. Untung Setiadi

Untung Setiadi mengatakan...

Terimam kasih renungannya, sungguh saya sangat diberkati setelah membaca renungan ini. Mohon diperkenankan untuk kami sampaikan di jemaat kami, agar mereka juga diberkati. Salam hormat kami utnuk penulis renungan ini.
Pdt. Untung Setiadi