“Aku mau hidup seribu tahun lagi”, demikian salah satu karya puisi dari Chairil Anwar. Ungkapan ‘aku mau hidup seribu tahun lagi’ adalah ungkapan kerinduan hampir setiap orang untuk memiliki hidup lebih lama, panjang umur bahkan kerinduan memiliki hidup yang tidak mengenal kematian. Itulah sebabnya sejak dahulu sampai saat ini manusia selalu berusaha untuk mendapatkan hidup yang lama, panjang umur dan kekal itu. Contoh usaha ini adalah mengawetkan mayat pada jaman Mesir Kuno, ramuan obat awet muda, bedah plastik dan sampai teknologi kloning yang dapat menggandakan tubuh manusia untuk mengganti tubuh lama yang telah tua dan rusak dengan tubuh baru hasil kloning sehingga hidup seseorang dapat dilanjutkan. Di atas segala kerinduan dan usaha manusia itu pada akhirnya manusia tetap harus menghadapi kenyataan yaitu kematian. Rakyat jelata atau seorang raja pada akhirnya sama akan menghadapi kematian dan berakhir di kuburan.
Kematian adalah kuasa yang dahsyat yang telah dan akan terus menelan hidup milyaran orang dan makhluk hidup lainnya di dunia ini. Sepanjang kehidupan di dunia ini tetap ada kematian terus menghantui. Apa penyebab kematian itu? Alkitab menjawab: “Upah dosa adalah maut” dan “semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah”. Jadi dosa-lah yang membuat hidup manusia berakhir pada kematian. Karena itu untuk mengalahkan kematian persoalannya bukanlah pada tubuh manusia itu sendiri dengan diawetkan, bedah plastic atau kloning, tetapi pada dosa yang harus diselesaikan. Bagaimana caranya? Dapatkah kita, manusia menghapuskan dosa? Tidak seorang pun! Kecuali Dia, Yang Datang dari Surga, Yang tanpa dosa, dan Yang telah mati menghapuskan dosa kita, yaitu Yesus! Itulah sebabnya ketika dosa dihapuskan dengan kematian-Nya di kayu salib, maka KUASA MAUT DIKALAHKAN OLEH KEBANGKITANNYA.
Alkitab menyaksikan bahwa kubur Yesus telah kosong (ay. 5-7), murid-murid tidak menjumpai-Nya di kuburan sebagai mayat yang terbujur kaku dengan kain kafan yang membungkusnya, karena Ia telah bangkit dan hidup. Yesus-lah yang menjumpai Maria dan murid-murid-Nya yang lain untuk memberi harapan baru kepada mereka dengan kebangkita-Nya (ay. 15-17).
Hari ini, melalui berita Paskah, Yesus yang bangkit itu datang dan menyapa kita, kata-Nya, “MAUT TELAH DIKALAHKAN, HARAPAN BARU HIDUP KEKAL TELAH DATANG, maukah Saudara menerimanya dan hidup “seribu” tahun lagi?
Selamat Paskah! Yesus Hidup , Ia hidup bagi kita!