Sungguh menarik sikap yang ditunjukan Yesus, Dia berani berbeda soal kebenaran sekalipun berhadapan dengan orang banyak. Bagi Yesus kebenaran tidak boleh dikurangi kadarnya atau ditawar dengan kompromi untuk kepentingan pribadi. Kebenaran harus selalu ditegakkan walau di dunia ini kebenaran tidak selalu menang, bahkan sering dibungkam dan dienyahkan. Hanya orang yang tahu kebenaran (Firman Tuhan) dan hidup di dalamnya, ia akan bersikap sebagaimana yang diteladankan oleh Yesus.
Ketiga adalah Pihak Pilatus, sebagai pejabat berwenang untuk memutuskan suatu perkara. Setelah mengintrogasi Yesus, ia mendapati bahwa Yesus tidak bersalah karena itu ia berusaha sampai tiga kali untuk membebaskan Yesus. Pilatus berusaha untuk membela yang benar. Tapi ternyata untuk membela yang benar harganya terlalu mahal dan resikonya terlalu tinggi, yaitu jabatannya, nasib hidup dan keluarganya dipertaruhkan. Dia bisa kehilangan semuanya bila membela Yesus dengan membebaskan-Nya. Berhadapan dengan mayoritas, akhirnya Pilatus menyerah dan memutuskan bahwa orang banyaklah yang menang.
Dalam hidup ini, kita bisa bersikap seperti orang banyak, bila kita tahu Firman Tuhan tanpa melakukannya, kita akan mudah menghakimi orang bahkan menyingkirkannya, bila ia tidak sama dan sependapat dengan kita. Namun bila kita tahu Firman Tuhan dan menghidupinya, kita bisa bersikap seperti Yesus, hidup di dalam kebenaran betapa pun besar tantangannya. Atau kita bisa bersikap seperti Pilatus, yang benar perlu dibela, tapi apabila harganya terlalu mahal dan resikonya terlalu tinggi, maka kompromi adalah jalan terbaik.
Pada minggu prapaskah ini, marilah kita bercermin, dimanakah kita berada kini?
(hr.warjem gkb 2014.03.30)