Translate

20140923

Pelayanan untuk Orang Berkebutuhan Khusus

Yesaya 43:4  
Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu. 

Yohanes 9:1-3 
1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. 
2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" 
3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia. 


Saudara,
- orang yg buta sejak lahir, berarti seumur hidupnya ia belum pernah melihat dunia; belum pernah melihat terang, warna-warni, indahnya alam, birunya laut, hijaunya daun, menawan dan cantiknya manusia serta ciptaan lainnya.
- buta sejak lahir, berarti juga tidak bisa melakukan segala aktifitas dan pekerjaan sebagaimana orang lainnya. Itulah sebabnya ia, menjadi pengemis, mohon belas kasihan orang lain (Yoh. 9:8)
Bila saat ini, paling ia menjadi tukang pijat, atau dgn kemajuan ilmu dan teknologi ia bisa bekerja di bidang lainnya, tapi itu pun tetap terbatas.
Coba bayangkan bila Saudara mengalami kebutaan sejak lahir, seperti yang dialami orang itu!  Bagaimana perasaan saudara? Sedih, putus asa, pasrah atau marah dan ingin bunuh diri saja?
Bahkan bisa Saudara bayangkan, ketika saudara merasakan perasaan-perasaan seperti itu, lalu ada orang yg sok suci, mungkin pendeta atau rohaniwan, atau penatua, atau mantan penatua atau calon penatua, - pokoknya orang-orang beragama yang sok suci,- berkata  kepada saudara dan menceritakan kepada semua orang bahwa saudara menderita demikian adalah karena dosa saudara dan atau dosa orangtua saudara.

Rasanya sudah jatuh tertimpa tangga, sudah menderita dihakimi pula.
Itulah pada umumnya kebiasaan orang-orang beragama (Kristen) yang sok suci, sok benar dan sok pintar soal agamanya.

Tetapi Yesus, tidaklah demikian. Melihat orang yang buta sejak lahirnya, Yesus berkata, bahwa bukan karena dosa dia dan bukan juga dosa orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

Bagi Yesus, urusan dosa itu bukan urusan kita, manusia, untuk menghakiminya, karena  hal itu adalah urusan Tuhan. Tapi urusan kita adalah menyatakan kasih dan kepedulian yang Tuhan inginkan untuk kita nyatakan kepada orang itu. Karena bila tidak demikian, lalu apa artinya kita beragama, apa artinya kita menjadi Kristen, apa artinya kita melayani, apa artinya kita beribadah setiap minggu dan berdoa setiap hari ? Bila dalam hidup kita, kita hanya bisa menghakimi, menghakimi dan menghakimi!

Saudara, ketika melihat orang yang cacad sejak lahir, orang yang sakit menahun, orang yang menderita karena berbagai hal, Yesus tidak menghakimi mereka, tetapi Ia menunjukan kasih dan kepedulian kepada orang itu. Adakah Saudara lebih suci dan lebih mulia dari Yesus? Amin!
-- HR, warjemgkb, 2014.09.28 --

Tidak ada komentar: