Matius 27 : 27 – 44
Saudara kekasih Tuhan, minggu ini kita memperingati minggu Palmarum atau Minggu Sengsara. Pada minggu ini kita mengingat ketika Yesus memasuki Yerusalem dan disambut serta dielu-elukan oleh orang banyak sambil membawa daun-daun palem mereka berseru, "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" (Matius 21:9). Namun beberapa hari kemudian, mereka yang berseru "hosana" mereka juga berseru "salibkan Dia". Begitu cepat dan mudahnya sikap mereka berubah terhadap Yesus karena hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, juga karena mereka kecewa terhadap Yesus yang tidak memenuhi harapan dan keinginan mereka untuk menjadi mesias politis yang akan membebaskan mereka dari penjajah Romawi.
Akhirnya di Yerusalem Yesus harus menanggung banyak penderitaan:
Ia menderita secara fisik, karena harus menjalani hukuman sekalipun bukan karena salah-Nya; Ia disesah dengan keji, dipakaikan mahkota duri, dipukul kepala-Nya dengan buluh, diludahi, memikul salib dan akhirnya dipakukan tangan dan kaki-Nya di kayu salib hingga mengalami kematian secara pelan-pelan.
Ia juga menderita bukan hanya fisik-Nya tetapi juga psikis-Nya, batin dan jiwa-Nya karena Ia ditolak bahkan dihina oleh orang-orang disekitar-Nya. Serdadu-serdadu mengolok-olok-Nya (ay.27-31), orang-orang yang lewat menghujat-Nya (ay.39-40), imam-imam kepala, ahli Taurat dan tua-tua menghina-Nya (ay.41-43), dan bahkan penyamun yg disalibkan bersama Dia mencelanya juga (ay.44).
Minggu Palmarum sungguh telah menjadi minggu kesengsaraan bagi Yesus karena Ia menderita bukan saja secara fisik dan psikis tetapi juga secara rohani karena Ia juga ditinggalkan oleh Bapa ketika Ia tergantung di kayu salib (ay.46).
Yesus menderita sedemikian hebat, bukan karena kesalahan dan dosa-Nya tetapi karena kesalahan, dosa dan kejahatan orang-orang disekitar-Nya, tentu termasuk kita di dalamnya. Jadi Ia menderita karena Ia menanggung dosa kita, demikian nabi Yesaya menulis: "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah"(Yes.53:4).
Saudara, seperti Yesus yang menderita bukan kerena dosa-Nya, demikian juga kita para pengikut-Nya; kita bisa menderita fisik maupun psikis bukan kerena kita bersalah melainkan karena iman percaya kita kepada-Nya dan karena orang-orang jahat di sekitar kita yang tidak menghendaki kita hidup dalam kebenaran. Tapi jangan takut, karena sekalipun kita menderita kita tidak akan sampai ditinggalkan Allah karena Yesus telah menanggungnya untuk kita. Amin.
Renungan Warta gkb 2015.03.29
Saudara kekasih Tuhan, minggu ini kita memperingati minggu Palmarum atau Minggu Sengsara. Pada minggu ini kita mengingat ketika Yesus memasuki Yerusalem dan disambut serta dielu-elukan oleh orang banyak sambil membawa daun-daun palem mereka berseru, "Hosana bagi Anak Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, hosana di tempat yang mahatinggi!" (Matius 21:9). Namun beberapa hari kemudian, mereka yang berseru "hosana" mereka juga berseru "salibkan Dia". Begitu cepat dan mudahnya sikap mereka berubah terhadap Yesus karena hasutan imam-imam kepala dan tua-tua, juga karena mereka kecewa terhadap Yesus yang tidak memenuhi harapan dan keinginan mereka untuk menjadi mesias politis yang akan membebaskan mereka dari penjajah Romawi.
Akhirnya di Yerusalem Yesus harus menanggung banyak penderitaan:
Ia menderita secara fisik, karena harus menjalani hukuman sekalipun bukan karena salah-Nya; Ia disesah dengan keji, dipakaikan mahkota duri, dipukul kepala-Nya dengan buluh, diludahi, memikul salib dan akhirnya dipakukan tangan dan kaki-Nya di kayu salib hingga mengalami kematian secara pelan-pelan.
Ia juga menderita bukan hanya fisik-Nya tetapi juga psikis-Nya, batin dan jiwa-Nya karena Ia ditolak bahkan dihina oleh orang-orang disekitar-Nya. Serdadu-serdadu mengolok-olok-Nya (ay.27-31), orang-orang yang lewat menghujat-Nya (ay.39-40), imam-imam kepala, ahli Taurat dan tua-tua menghina-Nya (ay.41-43), dan bahkan penyamun yg disalibkan bersama Dia mencelanya juga (ay.44).
Minggu Palmarum sungguh telah menjadi minggu kesengsaraan bagi Yesus karena Ia menderita bukan saja secara fisik dan psikis tetapi juga secara rohani karena Ia juga ditinggalkan oleh Bapa ketika Ia tergantung di kayu salib (ay.46).
Yesus menderita sedemikian hebat, bukan karena kesalahan dan dosa-Nya tetapi karena kesalahan, dosa dan kejahatan orang-orang disekitar-Nya, tentu termasuk kita di dalamnya. Jadi Ia menderita karena Ia menanggung dosa kita, demikian nabi Yesaya menulis: "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah"(Yes.53:4).
Saudara, seperti Yesus yang menderita bukan kerena dosa-Nya, demikian juga kita para pengikut-Nya; kita bisa menderita fisik maupun psikis bukan kerena kita bersalah melainkan karena iman percaya kita kepada-Nya dan karena orang-orang jahat di sekitar kita yang tidak menghendaki kita hidup dalam kebenaran. Tapi jangan takut, karena sekalipun kita menderita kita tidak akan sampai ditinggalkan Allah karena Yesus telah menanggungnya untuk kita. Amin.
Renungan Warta gkb 2015.03.29
Pdt. Handri Rusli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar